Sabtu, 07 Mei 2016

contoh karangan



Karangan klasifikasi

Berdasarkan bijinya, tumbuhan diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu tumbuhan monokotil dan tumbuhan dikotil. Tumbuhan monokotil adalah tumbuhan yang memiliki biji berkeping satu. Tumbuhan jenis ini memiliki ciri – ciri sebagai berikut: akarnya serabut dan menyebar ke segala arah, batangnya tidak berkayu, bercabang, dan memiliki ruas – ruas, dan daunnya berbentuk panjang dengan tulang daun yang memanjang. Tumbuhan yang masuk ke dalam kelas ini misalnya, pohon pisang, tebu, rumput, dan lain – lain.

Sedangkan tumbuhan dikotil adalah kelas tumbuhan yang memiliki biji berkeping dua. Tumbuhan – tumbuhan yang masuk ke dalam kelas ini dapat diidentifikasi dengan melihat ciri – cirinya yang berupa: Akarnya tunggang, batangnya berkayu dan bercabang, dan daunnya bervariasi, ada yang melengkung, menyirip, dan majemuk. tumbuhan yang termasuk dikotil ini adalah pohon beringin, jeruk, jati, akasia, pohon mangga, dan lain – lain.

Karangan Generalisasi

Saya melihat orang-orang asyik membaca koran di halte bus. Kegiatan serupa juga saya jumpai di peron stasiun kereta api. Saat saya jalan-jalan di taman, hal yang sama juga saya lihat. Orang-orang duduk bersantai sambil membaca koran. Bahkan, ketika saya keluar ruang dan sampai di trotoar, saya melihat berderet anak sekolah, kawula muda, dan orang-orang dewasa semua sedang membaca. Jadi banyak orang yang memanfaatkan waktu luang  untuk membaca

 

 

Karangan   Analogi

Secara tak sengaja Amara mengetahui bahwa pensil Steadler 4B menghasilkan gambar vinyet yang memuaskan hatinya. Pensil itu sangat lunak dan menghasilkan garis-garis hitam dan tebal. Oleh karena itu, selama bertahun-tahun ia selalu memakai pensil itu untuk membuat vinyet, tetapi ketika ia berlibur di rumah nenek di sebuah kota kecamatan ia kehabisan pensil.

 

Ia mencari di toko-toko di kota itu tidak ada. Akhirnya, daripada tidak dapat mencoret-coret ia memilih merek lain yang sama lunaknya dengan Steadler 4B. “Ini tentu akan menghasilkan vinyet yang bagus juga,” putusnya.

 

 

 

Karangan Sebab-Akibat

 

Bangsa Jepang suka berkelompok. Kepentingan perorangan ada, tetapi kalau kepentingan bersama membutuhkan, maka kepentingan bersama didahulukan. Dengan demikian, antara kepentingan perorangan dan kepentingan berjalan serasi.

Oleh karena itu, untuk melakukan sesuatu secara bersama dan secara terkoordinasi, bagi bangsa Jepang sudah berjalan dengan sendirinya.

 

penulisan ilmiah


Latar Belakang Masalah


 


 

Metode Penelitian

            Metode Penelitian Ilmiah yang digunakan adalah :

1.      Studi Pustaka, yaitu membaca buku-buku yang bersifat teoritis, mempelajari tutorial pembuatan web.

2.      Melakukan penyususnan algoritma flowchart terhadap penyelesaian batasan masalah yang akan dibuat pada penulisan ilmiah ini.

3.      Implementasi yaitu pada tahap ini akan dirancang system aplikasi berbasis web untuk kos-kosan.

4.      Uji coba aplikasi, pada tahap uji coba aplikasi akan dilakukan pengujian terhadap system aplikasi yang telah dibuat / di rancang. Tujuan dari analisis dan pengujian ini untuk mengetahui apakah system yang sudah dibuat sudah sesuai perencanaan dan mengetahui apakah adanya kesalahan atau error pada sistem.

Kamis, 21 April 2016

SIKAP ILMIAH DAN LANGKAH PENULISAN ILMIAH


Sikap Ilmiah

Sikap ilmiah adalah sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang peneliti, untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula.

 Sikap-sikap ilmiah meliputi:

a. Obyektif terhadap fakta. Obyektif artinya menyatakan segala sesuatu tidak dicampuri oleh perasaan senang atau tidak senang.

Contoh: Seorang peneliti menemukan bukti pengukuran volume benda 0,0034 m3, maka ia harus mengatakan juga 0,0034m3, padahal seharusnya 0,005m3.

b. Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang mendukung kesimpulan itu.

Karangan Ilmiah dan non ilmiah


Karangan deskripsi

Pengertian

Karangan deskripsi adalah suatu tulisan atau karangan yang menggambarkan atau memaparkan suatu objek, lokasi, keadaan atau benda dengan kata-kata. Biasanya apa yang kita gambarkan dalam karangan kita merupakan hasil pengamatan panca indra kita.

Kamis, 07 April 2016

Berpikir induktif dan deduktif


Berpikir Induktif
Induksi adalah cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus untuk menentukan hukum yang umum. Induksi merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum (filsafat ilmu.hal 48 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar Harapan. 2005)
Berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. (www.id.wikipedia.com)

Jumat, 04 Maret 2016

Tugas Bahasa Indonesia 2


PENALARAN

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi-proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens)  dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

  • Ciri – Ciri Penalaran
    Penalaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
    § Adanya suatu pola pikir yang secara luas di sebut logika
    § Sifat analitik dari proses berfikir. Analisis pada  hakikatnya merupakan suatu kegiatan berfikir berdasarkan langkah – langkah tertentu.
    § Menghasilakan kesimpulan berupa pengetahuan,keputusan atau sikap yang baru.
    § Premis berupa pengalaman atau pengetahuan, bahkan teori yang telah di peroleh.