Mata
Kuliah : Teori Organisasi Umum
Dosen : Christera Kuswahyu Indra
Materi : Review Jurnal Perusahaan
Oleh :
Aprillia Nur Haryanti (11113220)
Astrid Nadya A (11113465)
Fahrunnisa Dwi Anjari (13113099)
Dean Violia Palar (12113076)
Maylin Safrini (15113376)
Mutiara Nugrahani (16113238)
Kelas : 2KA38
SISTEM
INFORMASI
ILMU
KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
Tugas
Review Jurnal Perusahaan
PT
Bank Tabungan Pensiunan Nasional
Kepemimpinan
Kepemimpinan
merupakan faktor yang sangat penting dan bagaimana caranya seseorang
memimpin hingga dapat membawa kelompok kerja kearah keberhasilan yang
maksimal. Anoraga (2000) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah
kemampuan mempengaruhi aktivitas orang lain melalui komunikasi, baik
individual maupun kelompok, ke arah pencapaian tujuan. Gibson et.al
(1995) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan suatu proses
pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari
sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya dalam mencapai
tujuan. Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dan
bagaimana caranya seseorang memimpin hingga dapat membawa kelompok
kerja kearah keberhasilan yang maksimal. Menurut Putu Sunarcaya
(2008) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah bagaimana cara
mengendalikan bawahan untuk melaksanakan sesuatu. Miftah Thoha (1999)
menyatakan gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang dipergunakan oleh
seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain. Regina
(2010) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah perilaku dan
strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, ketrampilan, sifat,
sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba
mempengaruhi kinerja bawahannya. Berdasarkan uraian di atas, maka
dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Gaya
Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja
karyawan.
Komunikasi
Komunikasi
dalam organisasi menjadi hal penting untuk menciptakan kesamaan
pemahaman atas informasi yang disampaikan satu sama lain. Komunikasi
dapat menciptakan kepuasan bagi orang-orang yang melakukannya,
seperti yang diungkapkan Dale Carnegie (2000) bahwa kepuasan bisnis,
sosial, dan pribadi tergantung pada kemampuan seseorang berkomunikasi
dengan jelas pada orang lain, apa pekerjaannya, apa yang
diinginkannya, dan apa yang dipercayainya. Menurut Robbins (1996)
menyatakan bahwa komunikasi merupakan sebuah pentransferan makna
maupun pemahaman makna kepada orang lain dalam bentuk
lambang-lambang, simbol, atau bahasa-bahasa tertentu sehingga orang
yang menerima informasi memahami maksud dari informasi tersebut.
Menurut 21 James G. Robbins dan Barbara S. Jones (1982), dalam
bukunya Effective for
today manajer,
bahwa: “Komunikasi adalah suatu tingkah laku, perbuatan, atau
kegiatan penyampaian atau pengoperan lambang-lambang yang mengandung
arti atau makna. Komunikasi pada prinsipnya mengadakan hubungan
sesuai dengan perkataan di atas disebutkan pemindahan atau
penyampaian atau pengoperan lambang-lambang (biasanya dalam bentuk
kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang lain. Pang Lay Kim dan
hazil (1981) menyatakan bahwa komunikasi sesungguhnya, adalah lebih
luas dari pada hubungan menghubungi saja, juga meliputi cara
penyampaian maksud manajemen, mengatakan sesuatu atau menunjukan
bagaimana sesuatu tersebut harus dikerjakan dan sebaliknya ia juga,
meliputi syarat bahwa manajemen itu harus mendengarkan pula pendapat
orang lain yang dikatakan itu. Miftah Thoha (2005) menyatakan
komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan berita atau
informasi dari seseorang. Menurut Robbins (1996) menyatakan bahwa
komunikasi merupakan sebuah pentransferan makna maupun pemahaman
makna kepada orang lain dalam bentuk lambang-lambang, simbol, atau
bahasa-bahasa tertentu sehingga orang yang menerima informasi
memahami maksud dari informasi tersebut. Menurut James G. Robbins dan
Barbara S. Jones (1982), dalam bukunya Effective for today manajer,
bahwa: “Komunikasi adalah suatu tingkah laku, perbuatan, atau
kegiatan penyampaian atau pengoperan lambang-lambang yang mengandung
arti atau makna. Pace & Faules (2005) mengungkapkan bahwa
karyawan yang memiliki informasi yang lebih baik akan menjadi
karyawan yang lebih baik pula. Berdasarkan pendapat di atas dapat
diketahui bahwa komunikasi yang baik akan membuat karyawan menjadi
karyawan yang baik pula, artinya bahwa karyawan ini dapat
melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Berdasarkan uraian di atas,
maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Komunikasi
Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
Motivasi
Menurut
Mathis (2001) Motivasi merupakan hasrat didalam seseorang yang
menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan untuk mencapai tujuan.
Robbins (2008) Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas,
arah, dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan. Husein Umar
(1999) menyatakan motivasi adalah faktor yang kehadiranya dapat
menimbulkan kepuasan kerja dan meningkatkan produktivitas atau hasil
kerja dan menimbulkan berbagai perilaku manusia. Buchari zainun
(1990) menyatakan motivasi merupakan proses atau faktor yang
mendorong orang untuk bertindak atau berperilaku dengan cara
tertentu. Sumber motivasi seseorang berbeda-beda, karena tidak ada
manusia yang sama satu sama lain. Akan tetapi yang terpenting adalah
bahwa dengan motivasi yang dimilikinya itu, orang tersebut akan lebih
mempunyai ketahanan dan kekuatan untuk mencapai apa yang
diinginkannya. Bagi seorang karyawan yang bekerja di dalam
organisasi, motivasinya untuk mencapai tujuan organisasi akan
membuatnya bersemangat untuk melaksanakan pekerjaannya. Jika karyawan
bersemangat dalam bekerja, maka kinerjanya akan meningkat. Selain itu
akan terbentuk komitmen karyawan untuk mencapai kinerja yang telah
ditetapkan. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa
motivasi yang dimiliki karyawan mempunyai pengaruh yang positif
terhadap kinerja karyawan (Putu Sunarcaya, 2008). Motivasi
Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
PT.
Unilever Indonesia
Motivasi
Secara
umum motivasi dapat diartikan sebagai konsep perealisasian diri
seseorang atau self concept realization. Konsep universal yang juga
berlaku pada kehidupan berorganisasi ini ini mencerminkan dorongan
seseorang untuk melakukan sesuatu jika orang tersebut hidup dalam
suatu cara yang sesuai dengan peran yang dia sukai, dan jika orang
tersebut diperlakukan sesuai dengan tingkatan yang lebih dia sukai,
serta jika orang tersebut diperlakukan dengan cara yang sesuai dengan
cara yang mencerminkan penghargaan seseorang atas kemampuannya.
Setiap organisasi bisnis harus mampu menyusun kerangka yang tepat
bagaimana sebaiiknya motivasi itu diberlakukan pada setiap individu
yang terlibat di dalamnya. Motivasi menjadi tugas kepemimpinan dimana
jajaran pemimpin mengkonseptualisasi dan sekaligus mengimplementasi
motivasi untuk seluruh jajaran karyawan, pegawai, dan terhadap SDM
yang bertugas. Timbulnya motivasi dari dalam diri karyawan itu
sendiri disebabkan oleh banyak hal, dan diantaranya adalah hubungan
atasan-bawahan dan iklim komunikasi yang terjadi di perusahaan
tersebut. Hubungan atasan-bawahan atau iklim komunikasi yang buruk
kerap mempengaruhi persepsi atasan terhadap bawahan, akibatnya
hubungan yang tercipta cenderung vertikal dan bawahan hanyalah
dipandang sebagai orang suruhan. Dampak jangka panjang yang terjadi
adalah produktivitas menurun karena kurang puas terhadap suasana yang
ada, karyawan pun jadi malas bekerja karena tak memiliki motivasi
lagi, dan pada akhirnya karyawan tersebut keluar atau dikeluarkan
dari perusahaan. Jika hubungan supervisor atau leader dengan para
bawahannya tidak tegalin dengan balk dan is tidak dapat menciptakan
iklim komunikasi yang baik maka tak menutup kemungkinan ketidakpuasan
bawahan yang berhubungan erat dengan motivasi kerja dan akan
berdampak pada penurunan produktivitas dan pencapaian tujuan
perusahaan. Di sini pula kita dapat melihat apakah meletakkan iklim
komunikasi sebagai moderator adalah hal yang tepat guna mendukung
terciptanya motivasi intrinsik karyawan.
Komunikasi
Integrated
Marketing Communication (IMC)adalah satu dari sekian proses yang
tersedia guna membina hubungan dengan customer. Apa yang membedakan
IMC dengan proses customer-centric lainnya adalah dasar dari proses
tersebut adalah komunikasi, yang merupakan jantung dari semua
hubungan, dan juga merupakan proses yang sirkuler. Seperti yang sudah
disebutkan diatas, konsep dasar dari IMC adalah komunikasi. Dengan
komunikasi ini, IMC berusaha untuk memaksimalkan pesan positif dan
meminimalkan pesan negatif dari suatu brand, dengan sasaran
menciptakan dan menyokong brand relationship. Untuk membangun
hubungan jangka panjang, IMC juga digunakan untuk membangun dan
memperkuat brand. Brand relationship yang positif juga akan
menghasilkan keuntungan dan meningkatkan nilai dari pemegang saham
perusahaan tersebut. Semakin banyaknya istilah IMC yang dipakai oleh
para praktisi dan pakar pendidikan, namun tidak ada istilah yang
benar-benar disetujui tentang apakah IMC itu? Tapi ada dua ide pokok
mengenai IMC:
Komunikasi
pemasaran yang bersifat one-voice.
Maksudnya
adalah, walaupun elemen komunikasi pemasaran yang digunakan
berbeda-beda dalam meraih konsumen namun semua itu harus dapat
dikoordinasi dengan cara yang tepat oleh berbagai organisasi dan
agensi yang bekerja pada elemen-elemen yang berbeda tersebut.
2.
Komunikasi yang berintegrasi
Komunikasi
disini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan brand awareness atau
pencitraan produk yang baik saja, namun juga harus dapat menimbulkan
hasil penjualan yang baik.
Pengembangan
Karier
Dalam
hal ini khususnya perusahaan Unilever harus bisa membuat sebuah grand
design mahakarya khususnya pemasaran global yang menuntut sebuah
keajaiban-keajaiban dalam mengembangkan karir sebuah perusahaan
khususnya unilever selain memantau jalannya proses globalisasi dari
parapesaing. Mutlak adanya selalu diadakan apa yang disebut dengan
inovation treatment dalam setiap sesi langkah-langkah perusahaan.Oleh
karena itu pertanyaan lain dapat muncul seketika mengapa promosi
perlu diadakan,jawabannya tentu saja iya, karena dalam beberapa aspek
perusahaan salah satu tujuan pengembangan mutu perusahaan ialah dapat
menyentuh seluruh lapisan konsumen dalam halini adalah sasaran global
yang diadakan dan dibuat dari grand design tersebut, oleh karena
itusebuah perusahaan unilever dapat fight dengan para pesaingnya baik
dari dunia asing maupun pesaing-pesaing unggulan dalam
negeri.Unilever juga terus mempelajari kebutuhan dan keinginan
konsumen, melakukan inovasi danaktivasi produk, serta terus membangun
citra produk. Hal ini merupakan sebagian daristrategi perusahaan
untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan konsumen
terhadap brand-brand Unilever. Komunikasi yang disampaikan melalui
iklan di berbagaimedia cetak maupun elektronik sangat efektif dan
langsung mengenai sasaran,untuk evaluasi kedepannya PT. Unilever
Indonesia, Tbk akan melakukan 4 hal demi tetap memiliki citrabaik
pada konsumennya, antara lain: branding, design, technical
printing,dan merchandising. Sehingga dengan cepat hal tersebut dapat
mempengaruhi konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi produk-produk
yang dikeluarkan oleh P T. Unilever.
PT
Telkom
Kepemimpinan
Penerapan
Gaya Kepemimpinan Dalam Menerapkan Kepuasan Kerja pegawai”
Penelitian ini dilakukan pada PT. Telkom untuk memahami dan
memecahkan permasalahan yang dihadapi, maka dalam penelitian ini
peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Dalam
hal ini yang menjadi fokus penelitian dalam penerapan gaya
kepemimpinan antara lain: pemberian tugas, pengarahan kerja,
komunikasi pemimpin dengan pegawai, upaya memotivasi, kegiatan
pengambilan keputusan, dan pengawasan kerja, serta kepuasan kerja
pegawai yang meliputi: tingkat perputaran (turnover) pegawai, tingkat
kehadiran pegawai (absensi), dan semangat kerja berupa mutu hasil
pekerjaan dan ketepatan waktu dalam pemyelesaian pekerjaan. Sumber
data yang digunakan adalah primer dan sekunder. Teknik pengumpulan
data yang dipakai adalah wawancara, dokumentasi dan observasi.
Sedangkan analisa data menggunakan analisa data kualitatif, yang
meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan/verifikasi.
Pengembangan
Karier
proses
pengembangan karir. Proses pengembangan karir merupakan hal yang
sangat penting dalam menunjang kesuksesan bisnis PT. TELKOM.
Pengembangan karir akan membuat perusahaan dan pegawai dapat mencapai
suatu kesepakatan mengenai kompetensi, pelatihan dan pengembangan
serta jenjang dan jalur karir yang sesuai untuk mencapai tujuan, baik
tujuan perusahaan maupun tujuan pribadi pegawai dalam bentuk
kemitraan. Pengembangan karir yang efektif akan menghasilkan suatu
lingkungan yang saling mempercayai, pemberdayaan yang efektif dan
komitmen terhadap visi, misi serta tujuan strategis. Untuk mengatur
pelaksanaan pengembangan karir pegawai di lingkungan PT. TELKOM Divre
V Jatim yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan, maka secara
operasional Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT. TELKOM
Indonesia Tbk menerbitkan SK. Nomor KD.21/PS180/SDM-12/98, tanggal 11
September 1998 tentang Pola Karir Pegawai.
Iklim
komunikasi organisasi dan motivasi kerja karyawan perlu
diperhatikan pemimpin organisasi, karena ikut mempengaruhi tingkah
laku karyawan demi menjalankan pekerjaannya membantu perusahaan
mencapai tujuan organisasinya. Penelitian ini berjudul“Hubungan
Iklim Komunikasi Organisasi dengan Motivasi KerjaKaryawan di PT.
Telkom Divisi Customer Service Area Sukabumi”.Objek penelitian
ini adalah PT. Telkom Divisi Customer Servicearea Sukabumi.Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodekorelasional. Data
penelitian diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan pada karyawan
dan studi kepustakaan, dengan teknik pengambilan sampel
jenuh.Hasilnya menunjukkan hubungan signifikan diantara iklim
komunikasi dengan motivasi kerja karyawan. Hasil perhitungan
menghasilkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,78. Kesimpulan dalam
penelitian ini adalah semakin baik iklim komunikasi organisasi yang
diterapkan maka semakin tinggi pula motivasi karyawan PT. Telkom
Divisi Customer Service area Sukabumi. Saran untuk perusahaan yaitu
dengan meningkatkan kenyamanan iklim komunikasi dalam lingkungan
organisasi dapatmeningkatkan motivasi kerja karyawan
eprints.undip.ac.id/26964/
lib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-96341.pdf
vendriandinata.blogspot.com/2011/10/analisis-kasus-perusahaan-pt-unilever.html?m=1
ivonyalya.blogspot.com/2011/03/pt-unilever-indonesia-tbk.html?m=1#!/2011/03/pt-unilever-indonesia-tbk.html
http://www.academia.edu/3535785/Pengaruh_Pemberian_Insentif_terhadap_Motivasi_Kerja_Studi_pada_Human_Resource_Service_PT_Telkom_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar