Karangan klasifikasi
Berdasarkan bijinya, tumbuhan diklasifikasikan menjadi dua
jenis, yaitu tumbuhan monokotil dan tumbuhan dikotil. Tumbuhan monokotil adalah
tumbuhan yang memiliki biji berkeping satu. Tumbuhan jenis ini memiliki ciri –
ciri sebagai berikut: akarnya serabut dan menyebar ke segala arah, batangnya
tidak berkayu, bercabang, dan memiliki ruas – ruas, dan daunnya berbentuk
panjang dengan tulang daun yang memanjang. Tumbuhan yang masuk ke dalam kelas
ini misalnya, pohon pisang, tebu, rumput, dan lain – lain.
Sedangkan tumbuhan dikotil adalah kelas tumbuhan yang
memiliki biji berkeping dua. Tumbuhan – tumbuhan yang masuk ke dalam kelas ini
dapat diidentifikasi dengan melihat ciri – cirinya yang berupa: Akarnya
tunggang, batangnya berkayu dan bercabang, dan daunnya bervariasi, ada yang
melengkung, menyirip, dan majemuk. tumbuhan yang termasuk dikotil ini adalah
pohon beringin, jeruk, jati, akasia, pohon mangga, dan lain – lain.
Karangan Generalisasi
Saya melihat orang-orang asyik membaca koran di halte bus.
Kegiatan serupa juga saya jumpai di peron stasiun kereta api. Saat saya
jalan-jalan di taman, hal yang sama juga saya lihat. Orang-orang duduk
bersantai sambil membaca koran. Bahkan, ketika saya keluar ruang dan sampai di
trotoar, saya melihat berderet anak sekolah, kawula muda, dan orang-orang
dewasa semua sedang membaca. Jadi banyak orang yang memanfaatkan waktu
luang untuk membaca
Karangan Analogi
Secara tak sengaja Amara mengetahui bahwa pensil Steadler 4B menghasilkan
gambar vinyet yang memuaskan hatinya. Pensil itu sangat lunak dan menghasilkan
garis-garis hitam dan tebal. Oleh karena itu, selama bertahun-tahun ia selalu
memakai pensil itu untuk membuat vinyet, tetapi ketika ia berlibur di rumah
nenek di sebuah kota kecamatan ia kehabisan pensil.
Ia mencari di toko-toko di kota itu tidak ada. Akhirnya,
daripada tidak dapat mencoret-coret ia memilih merek lain yang sama lunaknya
dengan Steadler 4B. “Ini tentu akan menghasilkan vinyet yang bagus juga,”
putusnya.
Karangan
Sebab-Akibat
Bangsa Jepang suka berkelompok. Kepentingan perorangan ada,
tetapi kalau kepentingan bersama membutuhkan, maka kepentingan bersama
didahulukan. Dengan demikian, antara kepentingan perorangan dan kepentingan
berjalan serasi.
Oleh karena itu, untuk melakukan sesuatu secara bersama dan
secara terkoordinasi, bagi bangsa Jepang sudah berjalan dengan sendirinya.